Sabtu, 13 Oktober 2012

Sinopsis Mahabharata



Mahabharata
Mahabharata adalah sebuah karya sastra kuno yang ditulis oleh Begawan Byasa dari India. Buku ini terdiri dari delapan belas kitab, maka dinamakan Astadasaparwa. Secara singkat, Mahabharata menceritakan kisah konflik para Pandawa lima dengan saudara sepupu mereka sang seratus Korawa, mengenai sengketa hak pemerintahan tanah negara Astina. Puncaknya adalah perang Bharatayuddha di medan Kurusetra dan pertempuran berlangsung selama delapan belas hari 
Kisah Mahabharata ini bertemakan tentang kisah para leluhur Pandawa dan Korawa, Pandaw diundang oleh korawa untk bermain judi/dadu di sebuah balairun atas rencana Duryodana. Karena usaha licik Sangkuni, permainan dimenangkan selama dua kali oleh Korawa sehingga sesuai perjanjian, Pandawa harus mengasingkan diri ke hutan selama 12 tahun dan setelah itu melalui masa penyamaran selama 1 tahun. Selama masa 12 tahun pengasingan diri di hutan. Arjuna pergi untuk mencari senjata sakti, kemudian Arjuna bertapa di gunung Himalaya dan mendapatkan snjata yang diinginkannya.Selama satu tahun penyamaran Pandawa di Kerajaan Wirata setelah mengalami pengasingan selama 12 tahun. Yudistira menyamar sebagai ahli agama, Bhima sebagai juru masak, Arjuna sebagai guru tari, Nakula sebagai penjinak kuda, Sahadewa sebagai pengembala, dan Dropadi sebagai penata rias. Setelah Pandawa memenhi perjanjian itu, Kresna yang bertindak sebagai juru damai gagal merundingkan perdamaian dengan Korawa. Pandawa dan Korawa mencari sekutu sebanyak-banyaknya di penjuru Bharatawarsha, dan hampir seluruh Kerajaan India Kuno terbagi menjadi dua kelompok hal ini disebabkan karena perang keluarga Bharata (Bharatayuddha). Kemudian pertempuran di Kurukshetra dimulai hingga hari kehari, setelah hari kesepuluh Resi Bhisma meninggal dunia karena usaha Arjuna yang dibantu oleh Srikandi, dan Korawa mengangkat Bagawan Durna sebagai panglima perang, Kemudian Bagawan Durna memiliki rencana untuk menangkap Yudistira, namun usahanya gagal, lalu Bagawan Durna gugur di medan perang karena dipenggal oleh Drestadyumna ketika ia sedang tertunduk lemas mendengar kabar yang menceritakan kematian anaknya dan gugurnya Abimanyu serta Gatotkaca dalam peperangan tersebutKemudian Karna diangkat sebagai panglima perang oleh Duryodana setelah gugurnya Bhisma, Drona, dan sekutunya yang lain. Akhirnya dalam peperangan tersebut Karna gugur di tangan Arjuna dengan senjata Pasupati pada hari ketujuhbelas. Pada hari kedelapanbelas Salya diangkat sebagai panglima perang oleh Korawa dan pada hari itu juga, Salya gugur di medan perang. Setelah ditinggal sekutu dan saudaranya, Duryodana menyesali perbuatannya dan hendak menghentikan pertikaian dengan para Pandawa. Hal itu menjadi ejekan para Pandawa sehingga Duryodana terpancing untuk berkelahi dengan Bima. Dalam perkelahian tersebut, Duryodana gugur, tapi ia sempat mengangkat Aswatama sebagai panglima. Kemudian Aswatama ingin pembalasan dendam kepada para Pandawa. Pada malam hari, ia bersama Kripa dan Kertawarma menyusup ke dalam kemah pasukan Pandawa dan membunuh banyak orang, kecuali para Pandawa. Setelah itu ia melarikan diri ke pertapaan Byasa. Keesokan harinya ia disusul oleh Pandawa dan terjadi perkelahian antara Aswatama dengan Arjuna. Byasa dan Kresna dapat menyelesaikan permasalahan itu. Akhirnya Aswatama menyesali perbuatannya dan menjadi pertapa. Lalu Yudistira menyelenggarakan upacara pembakaran jenazah bagi mereka yang gugur dalam peperangan dan mempersembahkan air suci kepada leluhur. Dan pada hari itu pula Dewi Kunti menceritakan kelahiran Karna yang menjadi rahasia pribadinya selama bertahun-tahun dan menceritakkan hal tersebut  kepada anak-anaknya. Setelah itu Yudistira marah dan ia mengutusemua wanita agar tidak dapat menyimpan rahasia. Yudistirapun merasa bersalah karena telah membunuh saudaranya sendiri dimedan pertempuran. Akhirnya ia diberi wejangan suci oleh Rsi Byasa dan Sri Kresna. Mereka menjelaskan rahasia dan tujuan ajaran Hindu agar Yudistira dapat melaksanakan kewajibannya sebagai Raja. Yudistira menyerahkan dirinya kepada Resi Bhisma untuk menerima ajarannya. Bhisma mengajarkan tentang ajaran Dharma, Artha, aturan tentang berbagai upacara, kewajiban seorang Raja, dan sebagainya. Akhirnya, Bhisma meninggalkan dunia dengan tenang. Lalu Drestarastra, Gandari, Kunti, Widura, dan Sanjaya pergi ke tengah hutan, untuk meninggalkan dunia ramai. Mereka menyerahkan tahta sepenuhnya kepada Yudistira. Akhirnya Resi Narada datang membawa kabar bahwa mereka telah pergi ke surga karena dibakar oleh api sucinya sendiri. Para Pandawa dan Drupadi pergi ke puncak gunung Himalaya, sementara tahta kerajaan diserahkan kepada Parikesit cucu Arjuna. Dalam pengembaraannya, Dropadi dan para Pandawa (kecuali Yudistira), meninggal dalam perjalanan. Yudistira yang mencapai puncak gunung Himalaya dan dijemput untuk mencapai surga oleh Dewa Indra. Dalam perjalanannya, ia ditemani oleh seekor anjing yang sangat setia. Ia menolak masuk surga jika disuruh meninggalkan anjingnya sendirian. Si anjing menampakkan wujudnya yang sebenanrnya, yaitu Dewa Dharma dan Yudistirapun mengikuti Dewa Indra untuk masuk surga.























                
























                

Tidak ada komentar:

Posting Komentar